0

AGAMA DAN MASYARAKAT

AGAMA DAN MASYARAKAT
 
Kaitan agama dengan masyarakat banyak dibuktikan oleh pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarah dan figur nabi dalam mengubah kehidupan sosial, argumentasi rasional tentang arti dan hakikat kehidupan, tentang Tuhan dan kesadaran akan maul menimbulkan relegi, dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sampai pada pengalaman agamanya para tasauf.
Membicarakan peranan agama dalam kehidupan sosial menyangkut dua hal yang sudah tentu hubungannya erat, memiliki aspek-aspek yang terpelihara. Yaitu pengaruhdari cita-cita agamadan etika agamadalam kehidupan individu dari kelas sosial dan grup sosial, perseorangan dan kolektivitas,dan mencakup kebiasaandan Cara semua unsur asing agamadiwarnainya. Yang lainnya juga menyangkut organisasi dan fungsi dari lembaga agama sehingga agama dan masyarakat itu berwujud kolektivitas ekspresi nilai-nilai kemanusiaan.
Peraturan agama dalam masyarakat penuh dengan hidup, menekankan pada hal-hal yang normatif atau menunjuk kepada hal-hal yang sebaiknya dan seharusnya dilakukan.Karena latar belakang sosial yang berbedadari masyarakat agama, maka masyarakat akan memiliki sikapdan nilai yang berbeda pula. Kebutuhan dan pandangan kelompok terhadap prinsip keagamaan berbeda-beda, kadang Kala kepentingannyadapat tercermin atau tidak sama sekali. Karena itu kebhinekaan kelompok dalam masyarakat akan mencerminkan perbedaan jenis kebutuhan keagamaan.
Dalam proses sosial, hubungan nilaidan tujuan masyarakat relatif harus stabil dalam setiap momen. Bila terjadi perubahan dan pergantingan bentuk sosial serta kultural, hancurnya bentuk sosial dan kultural lama, masyarakat dipengaruhi oleh berbagai perubahan sosial. Setiap kelompok berbeda dalam kepekaan agama dan Cara merasakan titik kritisnya.
Salah satu kasus akibat tidak terlembaganya agama adalah " anomi" , yaitu keadaan disorganisasi sosial di mana bentuk sosial dan kultur yang telah mapan menjadi ambruk. Hal ini, pertama,disebabkan oleh hilangnya solidaritas apabila kelompok lama di mana indivi merasa amandan responsif dengan kelompok tersebut cenderung ambruk. Kedua, hilangnya konsensus atau tumbangnya persetujuan terhadap nilai-nilaidan norma (bersumberdari agama) yang memberikan arah dan makna bagi kehidupan kelompok.
1. FUNGSI AGAMA
Untuk mendiskusikan fungsi agama dalam masyarakat ada tiga aspek penting yang selalu dipelajari, yaitu kebudayaan, sistem sosial, dan kepribadian. Sebagai kerangka acuan penelitian empiris, teori fungsional memandang masyarakat sebagai suatu lembaga sosial yang seimbang. Manusia mementaskan dan menolakan kegiatannya menurut norma yang berlaku umum, peranan serta statusnya. Lembaga yang demikian kompleks ini secara keseluruhan merupakan sistem sosial, di mana setiap unsur dari kelembagaan itu saling tergantung dan menentukan semua unsur lainnya. Perubahan salah satu unsur akan mempengaruhi unsur lainnya, dan akhirnya mempengaruhi kondisi sistem keseluruhan. Dalam pengertian lembaga sosial yang demikian, maka agama merupakan salah satu bentuk perilaku manusia yang telah terlembaga.
Teori fungsional dalam melihat kebudayaan pengertiannya adalah, bahwa kebudayaan itu berwujud suatu kompleks dart ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sistem sosial yang terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia-manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu dengan lain, setiap saat mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat tata kelakuan, bersifat kongkret terjadi di sekeliling Teori fungsionalisme melihat agama sebagai penyebab sosial yang dominan dalam terbentuknya lapisan sosial, perasaan agama, dan termasuk konflik sosial.
Agama dipandang sebagai lembaga sosial yang menjawab kebutuhan mendasar yang dapat dipenuhi kebutuhan nilai-nilai duniawi. Tetapi tidak menguntik hakikat apa yang ada di luar atau referensi transendental (istilah Talcott parsons).
Aksioma teori fungsional agama adalah, segala sesuatu yang tidak berfungsi akan lenyap dengan sendirinya, Karena agama sejak dulu sampai saat ini masih ada, mempunyai fungsi, dan bahkan memerankan sejumlah fungsi. Teori fungsionalis agama juga memandang kebutuhan " sesuatu yang mentransendensikan pengalaman" (referensi transendental) sebagai dasar dari karakteristik dasar eksistensi manusia.
Jadi, seorang fungsionalis memandang agama sebagai petunjuk bagi manusia untuk mengatasi diri dari ketidakpastian, ketidakberdayaan, dan kelangkaan dan agama dipandang sebagai mekanisme penyesuaian yang paling dasar terhadap unsur-unsur tersebut.
Sumbangan agama terhadap pemeliharaan masyarakat ialah memenuhi sebagian di antara kebutuhan masyarakat. Sebagai contoh ialah dalam sistem kredit (masalah ekonomi), di mana sirkulasi sumber kebudayaan dari suatu sistem ekonomi bergantung kepada, apakah manusia satu sama lain dapat saling menaruh kepercayaan, bahwa mereka akan memenuhi kewajiban bersama di bidang keuangan (janji sosial mereka untuk membayar). Dalam hal ini agama membantu mendorong terciptanya persetujuan dan kewajiban sosial,dan memberikan kekuatan memaksa memperkuat atau mempengaruhi adat-istiadat.
Fungsi agama dalam pengukuhan nilai-nilai, bersumber pada kerangka acuan yang bersifat sakral, maka normanya pun dikukuhkan dengan sanksi" sanksi sakral. Dalam setiap masyarakat sanksi sakral mempunyai kekuatan memaksa istimewa, Karena ganjaran dan hukumannya bersifat duniawi dan supramanusiawi dan ukhrowi.
Fungsi agama di bidang sosial adalah fungsi penentu, di mana agama menciptakan suatu ikatan bersama, baik di antara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka.
Fungsi agama sebagai sosialisasi individu ialah individu, pada saat dia tumbuh menjadi dewasa, memerlukan suatu sistem nilai sebagai semacam tuntunan umum untuk (mengarahkan) aktivitasnya dalam masyarakat, dan berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya. Maka perkembangan sosialnya terarah secara pasti serta konsisten dengan suara hatinya.
Masalah fungsionalisme agama dapat dianalisis lebih mudah pada komitmen agama. dimensi komitmen agama, menurut Roland Robertson (1984), diklasifikasikan berupa keyakinan, praktek, pengalaman, pengetahuan, dan konsekuensi.
a. Dimensi keyakinan mengandung perkiraan atau harapan bahwa orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu, bahwa ia akan mengikuti kebenaran ajaran-ajaran agama.
b. Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan memuja dan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata. Ini menyangkut, pertama, ritual, yaitu berkaitan dengan seperangkat upacara keagamaan, perbuatan religius formal, dan perbuatan mulia. Kedua, berbakti tidak bersifat formaldan tidak bersifat publik serta relatif spontan.
c. Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa semua agama mempunyai perkiraan tertentu, yaitu orang yang benar-benar religius pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan yang langsung dan subjektif tentang realitas tertinggi, mampu berhubungan, meskipun singkat, dengan suatu perantara yang supernatural.
d. Dimensi pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan, bahwa orang-orang yang bersikap religius akan memiliki informasi tentang ajaran-ajaran pokok keyakinan dan upacara keagamaan, kitab suci, dan tradisi-tradisi keagamaan mereka.
e. Dimensi konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan dan pembentukan citra pribadinya.
c. Masyarakat-masyarakat Industri Sekular

Masyarakat industri bercirikan dinamika dan semakin berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan, sebagian besar penyesuaian-penyesuaian terhadap alam fisik, tetapi yang penting adalah penyesuaian-penyesuaian terhadap alam fisik, tetapi yang penting adalah penyesuaian-penyesuaian dalam hubungan-hubungan kemanusiaan sendiri.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tek nologi mempun yai konsekuensi penting bagi agama. Salah satu akibatnya adalah anggota masyarakat semakin terbiasa menggunakan metode empiris berdasarkan penalaran dan efisiensi dalam menanggapi masalah kemanusiaan, sehingga lingkungan yang bersifat sekular semakin meluas, sering Kali dengan pengorbanan lingkungan yang sakral. Watak masyarakat sekular, menurut Roland Robertson (1984), tidak terlalu memberikan tanggapan langsung terhadap agama. Misalnya pemikiran agama, praktek agama, dan kebiasaan-kebiasaan agama peranannya sedikit.
Pada umumnya kecenderungan sekularisasi mempersempit ruang gerak kepercayaan-kepercayaan dan pengalaman-pengalaman keagamaan yang terbatas pada aspek yang lebih kecil dan bersifat khusus dalam kehidupan masyarakat dan anggota-anggotanya.
2. PELEMBAGAAN AGAMA

Agama begitu universal, permanen (langgeng), dan mengatur dalam kehidupan, sehingga bila tidak memahami agama, akan sukar memahami masyarakat. Hal yang perlu dijawab dalam memahami lembaga agama adalah, apa dan mengapa agama ada, unsur-unsur dan bentuknya serta fungsi dan struktur agama.
Dimensi ini mengindentifikasi pengaruh-pengaruh kepercayaan, praktek, pengalaman, dan pengeta huan keagamaan di dalam kehidupan sehari-hari. Terkandung makna ajaran "‘kerja" dalam pengertian teologis.
Dimensi keyakinan, praktek, pengalaman, dan pengetahuan dapat diterima sebagai dalil atau dasar analitis, namun hubungan-hubungan antara keempatnya tidak dapat diungkapkan tanpa data empiris.
Kaitan agama dengan masyarakat dapat mencerminkan tiga tipe, meskipun tidak menggambarkan sebenarnya secara utuh (Elizabeth K. Nottingham, 1954).
a. Masyarakat yang Terbelakang dan Nilai-nilai Sakral
Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi, dan terbelakang. Anggota masyarakat menganut agama yang sama. Oleh karenanya keanggotaan mereka dalam masyarakat dan dalam kelompok keagamaan adalah sama. Agama menyusup ke dalam kelompok aktivitas yang lain.
Sifat-sifatnya :
I ) Agama memasukkan pengaruhnya yang sakral ke dalam sistem nilai masyarakat secara mutlak.
2) Dalam keadaan lembaga lain selain keluarga relatif belum berkembang, agama jelas menjadi fokus utama bagi pengintegrasian dan persatuan dari masyarakat secara keseluruhan.
b. Masyarakat-masyarakat Praindustri yang Sedang Berkembang.
Keadaanmasyarakatnya tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi yang lebih tinggi daripada tipe pertama. Agama memberikan arti dan ikatan kepada sistem nilai dalam tiap masyarakat ini, tetapi pada saat yang sama lingkungan yang sakral dan yang sekular itu sedikit¬banyaknya masih dapat dibedakan.
Pengamat biasanya sampai pada kesimpulan, bahwa agama bersifat mengelabui pikiran dan terbelakang, atau menyimpulkan agama bagi penganutnya terbaikdan tertinggi. Bila pengamat tadi menguraikannya secara ilmiah, maka ia akan memperlihatkan pandangan yang sifatnya menyalahkan atau membenarkan.
Pendekatan rasional terhadap agama dengan penjelasan ilmiah biasanya akan mengacu dan berpedoman pada tingkah laku yang sifatnya ekonomis dan teknologis,dan tentu kurang baik.
Agama melalui wahyunya atau kitab sucinya memberikan petunjuk kepada manusia guna memenuhi kebutuhan mendasar, yaitu selamat di Dunia dan selamat di akhirat. di dalam perjuangannya tentu tidak boleh lalai. Untuk kepentingan tersebut perlu jaminan yang memberikan rasa aman bagi pemeluknya. Maka agama masuk dalam sistem kelembagaan dan menjadi sesuatu yang rutin.
Lembaga-lembaga keagamaan pada puncaknya berupa peribadatan, pola ide-ide Jan keyakinan-keyakinan. dan tampil pula sebagai asosiasi atau organisasi. Misalnya pada kewajiban ibadah haji dan munculnya organisasi keagamaan.
Lembaga ibadah hajj dimulaidari terlibatnya berbagai peritiwa. Ada nama-nama penting seperti Adam, Ibrahim, Hajar, dan juga syetaan; tempatnya adalah Masjidil-Haram, Mas`a, Arafah, Masy`ar. Mina, dan Ka`bah yang merupakan simbol penting ; ada peristiwa kurban, pakaian ihram. dan sebagainya. Adam dan Hawa dalam keadaan terpisah, kemudian keduanya berdoa: " Ya, Tuhan kami, kami telah menganiaya diri sendiri,dan jika engkau tidak mengampuni kamidan memberi rahmat kepada kami, niscayalah kami termasuk orang-orang yang merugi." (al¬Araf: 23) Setelah itu allah memerintahkan Adam untuk ibadah haji (pergi ke sesuatu untuk mengunjunginya).
 Tatkala sampai di suatu tempat (Arafah = tahu, kenal), maka bertemulah ia dengan Hawa setelah diusir dari surga. Sebab itu dalam haji ada ketentuan wukuf (singgah). Nama Ibrahim selalu dikaitkan dengan Ka'bah sebagai pusat rohani agama Islam (kiblatnya agama Islam). Pada suatu peristiwa Allah memerintahkan Jibril membawa Ibrahim, Siti Hajar (istrinya), dan Ismail (putranya) yang masih kecil ke Makkah dart Palestina. Di suatu tempat, Ibrahim alas perintah Allah supaya meninggalkan istrinya. Hajar, dan anaknya, Ismail. Sepeninggalnya, Ismail menangis minta air. Tentu saja Hajar menjadi gelisah, maka ia lari mencari air ke bukit Shafa dan Marwa tujuh Kali.
Setelah itu. dengan kuasa tuhan, memancarlah air dari dekat kaki Ismail. Sebab itu dalam rukun haji ada sa'yi (berlari kecil). Hajar merupakan lambang itu yang bertanggung jawab, tidak pasrah, perjuangan fisik, dan meniadakan diri tenggelam ke dalam samudera cinta. Kurban dikaitkan resmi dengan ibadah haji. Lembaga ini berhubungan dengan sejarah rohani Ibrahim setelah ada perintah allah untuk menyembelih anaknya, Ismail, untuk menguji kesempurnaan tauhidnya (monoteisme). Sewaktu akan penyembelihan akan dilaksanakan. syetan sempat mengoda Ibrahim, agar hajar dan Ismail tidak melaksanakan perintah penyembelihannya. 
Untuk mengenang peristiwa tersebut sewaktu ibadah haji diwajibkan melempar dengan batu (jumrah). Sewaktu Ismail akan disembelih oleh Ibrahim, ternyata oleh allah ia diganti dengan seekor gibas (domba) jantan. firman Allah: .‘Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap allah yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan pergi ke Sana. Barang siapa yang kafir (terhadap kewajiban haji), maka bahwasanya Allah Mahakuasa (tidak memerlukan sesuatu dari alam semesta)," (Al-quran 3:97). Jadi, kewajiban tersebut esensinya adalah evolusi manusia menuju allah dengan pengalaman agama yang penting. Mengandung simbolis dari filsafat " penciptaan Adam" , " sejarah" , .‘keesaan" , " ideologi Islam" , dan " ummah".
Organisasii keagamaan yang tumbuh secara khusus semula dari pengalaman agama tokoh kharismatik pendiri organisasi, kemudian menjadi organisasi keagamaan yang terlembaga. Muhammadiyah, sebuah organisasi sosial Islam yang penting, dipelopori oleh pribadi Kiai Haji ahmad Dahlan yang menyebarkan pemikiran Muhammad Abduh dari Tafsir Al.'Manar. ayat suci al-quran telah memberi inspirasi kepada Dahlan untuk mendirikan Muhammadiyah. 
Salah satu motto-nya ialah, bahwa Muhammadiyah dipandang sebagai "'segolongan dari kaum" mengajak kepada kebaikan, mencegah perbuatan jahat (amar ma'ruf nahi'anil munkar). Organisasi agama ini tidak lepas dari tokoh kharismatik Dahlan (di Indonesia) dan Abduh yang memikat Dahlan, terutama dalam praktek lahiriah dan pembaharuan pemikiran (ijtihad) menyangkut masalah fun¬damental masyarakat dan umat Islam. Demikian pula nadlatul Ulama (NU), yang artinya " kebangkitan ulama" ,menekankan keterikatan padamazhab Sjafii,dan mengimbangi golongan pembaharu. 
Semula organisasi ini tidak mempunyai anggaran dasar (tahun 1926), barn setelah tahun 1927 organisasi ini dirumuskan. Kegiatannya, selain tertib beragama, juga memperbaiki kehidupan sosial masyarakat.
Tampilnya organisasi agama adalah akibat adanya " perubahan batin" atau kedalaman beragama, mengimbangi perkembangan masyarakatdalam hal alokasi fungsi, fasilitas, produksi, pendidikan,dan sebagainya. Agama menuju ke pengkhususan fungsional. Pengaitan agama tersebut mengambil bentuk dalam berbagai corak organisasi keagamaan.
0

ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN



IlmuPengetahuan Teknologi dan Kemiskinan

Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK)
Yang dimaksud IPTEK adalah singkatan dari ilmu pengetahuan dan yang dapat diartikan sebagai segala sumber informasi tentang teknologi guna meningkatkan pengetahuan. Dapat juga dikatakan, IPTEK merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi, baik itu penemuan yang terbaru yang bersangkutan dengan teknologi ataupun perkembangan dibidang teknologi itu sendiri.
Teknologi berasal dari bahasa Yunani tekne yang bermakna perkerjaan dan logos yang artinya suatu ilmu yang mengenai peralatan, prosedur, dan metode yang dipakai. Teknologi itu sendiri adalah segala sarana seperti barang-barang yang tujuannya untuk kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana.
Ilmu pengetahuan dan teknologi sering dikaitkan dengan suatu  nilai atau moral. Hal ini dapat dirasakan dampaknya melalui kebijakan-kebijakan pembangunan dalam lingkungan masyarakat yang pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.

     Dalam penerapan IPTEK banyak masyarakat yang kurang memperhatikan nilai, moral, dan kemanusiaan. Mengapa? Karena hal ini tidak luput dari falsafah mengenai pembangunannya itu sendiri, dalam menentukan pilihan antara orientasi produksi dengan motif ekonomi yang kuat dengan orientasi nilai yang menyangkut segi-segi kemanusian yang terkadang harus dibayar lebih mahal.
     Di Indonesia banyak pembangunan ekonomi yang tidak merata, hal tersebut menyebabkan masyarakat miskin yang belum menikmati IPTEK dan teknologi yang sudah berkembang di Indonesia. Kemiskinan adalah kelanjutan dari perjuangan bangsa, sebuah perjuangan yang akan memperoleh kemerdekaan bangsa dan motivasi fundamental untuk menggapai cita-cita menjadi masyarakat yang adil dan makmur.
Adapun pengetahuan menurut para ahli, yaitu:
Aristoteles
Pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang budi

Decartes
Ilmu pengetahuan merupakan serba budi

Bacon dan David Home
Ilmu pengetahuan merupakan pengalaman indera dan batin

Immanuelkent
Pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman

Phyroo
Mengatakan tidak ada kepastian dalam pengetahuan.
Dunia elektronik semakin maju. Hal ini dimulai ketika :
1.      Tahun 1840 ketika F.B. Morse menemukan telegram listrik. Sejak saat itu dimulainya komunikasi jarak jauh
2.      Tahun 1876 Alexander Graham Bell menemukan telepon.
3.      Tahun 1864 Clark Maxwell menemukan toeri bahwa gelombang elektromagnetik dapat merambat dalam ruang hampa.
4.      Tahun 1895, Guilerino Marconi menggabungkan pemenuan Maxwell dan hasil percobaan Hertz untuk mengirimkan pesan melalui ruang hampa yang disebut telegram tanpa kabel, yang akhirnya dikenal dengan radio.
5.      Tahun 1906 bertepatan tanggal 24 Desember malam sebagai pengganti pengiriman kode Morse, pemancar radio yang pertama kali dibuat untuk menyiarkan lagu-lagu Natal. Selanjutnya gambar bergerak dan teknologi pemancar radio digabung, sehingga tercipta televisi.
6.      Tahun 1928, Vladimir K. Zworykin ahli fisika kelahiran Rusia telah mendemonstrasikan televisi elektronik pertama kali
7.      Tahun 1960 ketika Echo I, berhasil menerima gelombang radio dari bumi dan memancarkannya kembali ke bumi. Sejak saat itu mulai diluncurkan satelit ke ruang angkasa. Dengan ini maka komunikasi melalui satelit berkembang di dunia.

Adapun dampak-dampak yang terjadi akibat IPTEK, yaitu :
Dampak Positif IPTEK
1.      Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi.
2.      Terjadinya industrialisasi.
3.      Produktifitas dunia industri semakin meningkat.
4.      Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki.
5.      Kemajauan ekonomi mampu menghasilkan produk kedokteran menjadi komoditi.
Dampak Negatif IPTEK
1.      Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
2.      Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan, konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental "instant".

     
Kemiskinan
   Kemiskinan biasanya diartikan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang palin pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh,dll.(Emil Salim,1982).
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup :
Kemiskinan juga dapat terjadi karena kurangnya pengenalan teknologi yang seharusnya sudah di perkenalkan sejak dini. Dengan mempelajari ilmu teknologi akan memperkecil kemiskinan dari dampak perubahan teknologi yang berkembang di Indonesia dengan tidak merata. Mengapa? Karena di jaman modern ini semua perkerjaan membutuhkan ilmu pengetahuan tentang teknologi.
    Dengan berkembangnya teknologi secara merata di suatu wilayah atau daerah, itu membuat wilayah itu menjadi maju dan memiliki sumber daya yang berkualitas. 
Kaitan Ilmu Pengetahuan Teknologi dengan kemiskinan adalah dua hal yang tidak akan terpisahkan, ilmu pengetahuan teknologi termasuk modal yang harus dimiliki pada era ini. Jika kita tidak memiliki modal ini, bagaimana kita ingin lebih maju? Kita akan tertinggal dengan Negara-negara lain yang bahkan teknologinya sudah sangat canggih.
   Ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”. Ilmu pengetahuan sebagai suatu bahan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang dibuat untuk memproduksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling berinteraksi.
Oleh karena itu, ketika sudah mampu membedakan ilmu pengetahuan (kebenaran) dengan etika (kebaikan), maka kita tidak dapat bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau mengambil keputusan terhadap sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu mendapat pertimbangan moral dan ajaran agama..
Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan adalah sesuatu yang bertentangan. Teknologi diciptakan oleh manusia demi kesejahteraan umat manusia dan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan arti menciptakan, mencari kesenangan manusia, melindungi dari malapetaka, kelaparan, melindungi dari bahaya kekejaman alam serta memenuhi kebutuhan pokok manusia.
    Ilmu pengetahuan, teknologi serta kemiskinan memiliki kaitan struktur yang jelas, sebab bagi siapa saja yang dapat menguasai IPTEK maka ia akan berkembang mengikuti era globalisasi yang sudah modern ini. Dan bagi siapa saja yang tidak menguasai IPTEK maka ia akan tertinggal jauh oleh pesatnya perkembangan teknologi di zaman ini.
   Bila di zaman yang modern ini masih ada masyarakat yang tertinggal dan tidak menguasai IPTEK maka mungkin saja masyarakat masih terpuruk dalam kemiskinan karena mereka masih menggunakan cara lama yang sudah tertinggal dan tidak efektif dan efisien lagi di zaman ini.
            Mempelajari Ilmu Pengetahuan Teknologi sangat penting, bukan hanya untuk kemajuan suatu Negara tetapi untuk kemajuan diri sendiri. Negara Indonesia masih termasuk Negara berkembang, yang bahkan angka kemiskinannya lumayan tinggi dibandingkan Negara-negara maju yang ada diseluruh dunia. Maka dari itu, suatu Negara bisa menjadi Negara maju karena rakyatnya yang ingin berusaha bangkit agar terhindar dari kemiskinan.
0

PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT



PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT

Pertentangan Sosial

Pertentangan sosial mempunyai arti yaitu sebuah konflik yang biasanya akan timbul akibat faktor – faktor sosial yang biasanya didasari oleh kesalah pahaman. Pertentangan sosial ini menjadi salah satu akibat dari adanya perbedaan – perbedaan norma yang menyimpang di kehidupan masyarakat.
Pertentangan sosial dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari, seperti adanya tawuran antar sekolah, kekerasan yang marak terjadi dalam sebuah rumah tangga, peperangan antar suku satu dan suku. Semua contoh itu hanya ingin memuaskan keegoisan semata oleh masing-masing yang ingin memenangkan dirinya sendiri.
Adapun faktor penyebab muncul pertentangan sosial, seperti :
a.       Mempunyai rasa iri yang tinggi
b.      Terdapat adu domba atau pihak provokator (biasanya terdapat didalam politik dan agama)
c.       Adanya rasa tidak puas akan sesuatu tindakan orang lain yang menyangkut dengan pendapat sendiri
Faktor tersebut dapat dihindari dengan saling terbuka, saling pengertian terhadap sesama, lebih jujur dan bersikap adil, dan lebih menghargai sesama.

Integrasi Sosial
Integrasi adalah sebuah sistem yang mengalami pembauran hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh. Kata Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang mempunyai arti kesempurnaan atau keseluruhan. Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan. Contoh dari integrasi sosial yaitu Saling menghormati antar sesama , saling toleransi antar agama dalam masyasrakat, saling memahami Kebutuhan Sosial, dan tidak mengutamakan egonya. 
Di dalam Integrasi ada 2 pengertian, yaitu :
1.        Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
  1. Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu
Menurut pandangan para penganut fungsionalisme struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut :
1.        Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar)
  1. Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.
Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok. Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial
Bentuk integrasi sosial, antara lain:
  • Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang disertai ciri budaya asli.
  • Akulturasi, yaitu penerimaan kebudayaan asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.
Selain bentuk integrasi sosial, adapun faktor-faktor yang menjadi pendorong adanya integrasi sosial, yaitu :
A. Faktor Internal 
  • Kesadaran diri sebagai makhluk sosial
  • Tuntutan kebutuhan
  • Jiwa dan semangat gotong royong
B. Faktor Eksternal 
  • Tuntutan perkembangan zaman
  • Persamaan kebudayaan
  • Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
  • Persaman visi, misi, dan tujuan
  • Sikap toleransi
  • Adanya konsensus nilai
  • Adanya tantangan dari luar
C. Homogenitas Kelompok
Dalam masyarakat yang kemajemukannya rendah, integrasi sosial akan mudah dicapai
D. Besar Kecilnya Kelompok
Dalam kelompok kecil integrasinya lebih mudah.
E. Mobilitas Geografis
Adaptasi sangat diperlukan mempercepat integrasi.
F. Efektivitas Komunikasi
Komunikasi yang efektif akan mempercepat integrasi.
G. Integrasi antara dua hati

Pertentangan sosial atau biasa disebut konflik adalah suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul.
Konflik dilatarbelakangi dengan adanya  perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Seperti menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
Ada beberapa pengertian konflik menurut beberapa ahli :
Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977)
Konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
Gibson, et al (1997: 437)
Hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
Adapun penyebab terjadinya konflik, yaitu :
1.    Perbedaan Kepentingan
Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku dari seorang individu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan seperti ini bersifat esensial bagi kelangsungan kehidupan individu itu sendiri. Jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka individu tersebut akan merasa puas dan sebaliknya bila gagal akan menimbulkan masalah bagi diri sendiri maupun bagi lingkungannya Oleh karena itu, individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohaninya.
Dengan itu, maka akan muncul perbedaan kepentingan pada setiap individu, seperti:

1. Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang.
2. Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri.
3. Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama.
4. Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi.
5. Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain.
6. Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan didalam kelompoknya.
7. Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.
8. Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.

 Dalam hal diatas menunjukkan ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang akhirnya akan melahirkan suatu konflik. Hal mendasar yang dapat menimbulkan suatu konflik adalah jarak yang terlalu besar antara harapan dengan kenyataan pelaksanaan.

2. Prasangka, Diskriminasi, dan Ethnosentrisme
-  Prasangka
Prasangka atau prejudice merupakan perilaku negatif yang mengarahkan kelompok pada individualis berdasarkan pada keterbatasan atau kesalahan informasi tentang kelompok. Prasangka juga dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang bersifat emosional, yang akan mudah sekali menjadi motivator munculnya ledakan sosial.
Menurut beberapa ahli, prasangka yaitu :
Mar’at (1981)
Prasangka sosial adalah dugaan-dugaan yangmemiliki nilai positif atau negatif, tetapi biasanya lebih bersifat negatif.
Brehm dan Kassin (1993)
Prasangka sosial adalah perasaan negatif terhadap seseorang semata-mata berdasar pada keanggotaan mereka dalam kelompok tertentu.
Prasangka dapat merugikan pertumbuh-kembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya. Melalui proses belajar dan semakin dewasanya manusia, membuat sikap yang cenderung membeda-bedakan dan sikap tersebut menjurus kepada prasangka.
Diskriminasi yaitu merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut.
Prasangka dan diskriminasi saling berhubungan. Apabila individu mempunyai prasangka dan biasanya bersifat diskriminatif terhadap ras yang diprasangka. Jika prasangka disertai dengan agresivitas dan rasa permusuhan, biasanya orang yang bersangkutan mencoba mendiskiminasikan pihak-pihak lain yang belum tentu salah, dan akhirnya dibarengi dengan sifat Justifikasi diri, yaitu pembenaran diri terhadap semua tingkah laku diri.
Usaha mengurangi atau menghilangkan prasangka dan diskriminasi yaitu dapat dilakukan dengan perbaikan kondisi sosial dan ekonomi, pemerataan pembangunan, usaha peningkatan pendapatan bagi WNI yang masih di bawah garis kemiskinan, perluasan kesempatan belajar, dan sikap saling terbuka.

-  Etnosentrisme
Penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai dan standar budaya sendiri. Orang-orang etnosentris menilai kelompok lain relatif terhadap kelompok atau kebudayaannya sendiri, khususnya bila berkaitan dengan bahasa, perilaku, kebiasaan, dan agama. Etnosentrisme mungkin tampak atau tidak tampak, dan meski dianggap sebagai kecenderungan alamiah dari psikologi manusia, etnosentrisme memiliki konotasi negatif di dalam masyarakat

Golongan – Golongan yang Berbeda
   Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang berwujudkan oleh Negara Indonesia.
Aspek-aspek dari kemasyarakatan yaitu :
1.Suku bangsa dan kebudayaannya.
2.Agama
3.Bahasa
4. Nasional Indonesia.
Sesama bangsa Indonesia diharuskan untuk menjunjung tinggi nilai dan kesatuan Bangsa Indonesia seperti bhinneka tunggal ika yang memiliki arti “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Kata berbeda-beda itu memiliki arti dalam berbeda pendapat, ras, agama dan lain-lain. Oleh karena itu, sebaiknya jika kita mempunyai suatu masalah atau perbedaan pendapat sebaiknya saling menghargai. Sesuatu akan terasa lebih baik jika di dasari dengan perdamaian. Untuk itu, sangat perlu ditanamkan jiwa cinta damai dan penuh kasih diantara masyarakat, sehingga Bangsa dapat damai dan rakyat dapat hidup dengan rukun.